Serba-Serbi Lagade


















Driver AC

Rangkain MOC3021 digunakan sebagai driver beban AC yang mampu dilewati 450V AC.Rangkaian ini terdiri dari komponen optocopler dengan nomor seri MOC3021 dan komponen Triac dengan nomor seri BT136 dan sebuah resistor yang akan di pasang pada Triac

Buku Teknik Elektro Gratis



 Unduh Buku-Buku Teknik Elektro Gratis
 Buku-Buku teknik elektro gratis, diantaranya adalah:
- Basics Of Electrical Engineering – 10,60 MB
- Circuit Analysis I with MATLAB Computing and Simulink SimPowerSystems        Modeling – 5,00 MB
- Design of Electrical Services for Buildings, 4th edition – 4,50 MB
- Emerging Techniques in Power System Analysis – 2,70 MB
- Guide to Electric Power Generation, 2nd edition – 2,50 MB
- Lightning Protection (Iet Power and Energy) – 10,00 MB
- Lighting Control: Technology and Applications - 33,00 MB
- Linear Electric Actuators and Generators – 6,30 MB
- Modern Control Theory – 11,86 MB
- Modern Power Systems Analysis - 4,00 MB
- Power Electronics: Converters, Applications and Design – 12,00 MB
- Power Quality in Electrical Systems
- Transforms and Applications Handbook 3rd Edition (Electrical Engineering Handbook) – 16,40 MB
***Pilih salah satu tautan yang ada, kemudian "Copy dan Paste" tautan yang diberikan ke jendela browser anda***
 Transforms and Applications Handbook 3rd Edition (Electrical Engineering Handbook) – 16,40 MB

Author(s): Alexander D. Poularikas, "Transforms and Applications Handbook
Publisher: CRC
Date : 2010
Pages : 911
Format : PDF
OCR :
Quality :
Language : English
ISBN-10 : 1420066528
http://www.megaupload.com/?d=XYVPMCR5
http://uploading.com/files/1e68c7ff/1420066528_Transforms.rar/



Circuit Analysis I with MATLAB Computing and Simulink SimPowerSystems Modeling – 5,00 MB

Author(s): Steven Karris
Publisher: Orchard Publications
Date : 2009
Pages : 618
Format : PDF
OCR :
Quality :
Language : English
ISBN-10 : 1934404179
http://www.megaupload.com/?d=Y1APTXTF
http://uploading.com/files/e6b1c8c6/1934404179Circuit1.rar/



Design of Electrical Services for Buildings, 4th edition – 4,50 MB

Author(s): Barrie Rigby
Publisher: Spon Press
Date : 2005
Pages : 318
Format : PDF
OCR : Y
Quality : Excellent
Language : English
ISBN-10 : 0415310822

http://uploading.com/files/dmm6f9b6/deelbui5.rar/
http://depositfiles.com/en/files/c3hzqgp08
http://rapidshare.com/files/392096458/deelbui5.rar



Linear Electric Actuators and Generators – 6,30 MB

Author(s): I. Boldea, Syed A. Nasar
Publisher: Cambridge University Press
Date : 1997
Pages : 248
Format : PDF
OCR :
Quality :
Language : English
ISBN-10 : 0521480175

http://www.megaupload.com/?d=6KVKPT2D
http://uploading.com/files/61337d9d/0521480175ElectricActuators.rar/



Guide to Electric Power Generation, 2nd edition – 2,50 MB

Author(s): A.J.Pansini, K.D.Smalling
Publisher: Marcel Dekker, Inc.
Date : 2002
Pages : 244
Format : PDF
OCR : Y
Quality : Excellent
Language : English
ISBN-10 : 0881733989

http://uploading.com/files/4629ddcb/guelpoge_9df.rar/
http://rapidshare.com/files/385534494/guelpoge_9df.rar


Basics Of Electrical Engineering – 10,60 MB

Author(s): Sharma S
Publisher: I. K. International Publishing House Pvt. Ltd.
Date : 2007
Pages : 598
Format : PDF
OCR :
Quality :
Language : English
ISBN-10 : 8189866257

http://depositfiles.com/en/files/j3lzcbxre
http://www.megaupload.com/?d=TA3TEFW9
http://uploading.com/files/6emmmba3/Basics%2Bof%2BElectrical%2BEngineering.rar/



Semoga bermanfaat amin......

Komparator Tegangan

Komparator tegangan adalah sebuat rangkaian yang dapat membandingkan besar tegangan masukan. Komparator tegangan biasanya menggunakan Op-Amp sebagai piranti utama dalam rangkaian.
Ada dua jenis komparator tegangan, yaitu komparator tegangan sederhana, dan komparator tegangan dengan histerisis.
1. Rangkaian Komparator tegangan sederhana



Vref di hubungkan ke +V supply, kemudian R1 dan R2 digunakan sebagai pembagi tegangan, sehingg nilai tegangan yang di referensikan pada masukan + op-amp adalah sebesar :
V = [R1/(R1+R2) ] * Vsupply
Op-amp tersebut akan membandingkan nilai tegangan pada kedua masukannya, apabila masukan (-) lebih besar dari masukan (+) maka, keluaran op-amp akan menjadi sama dengan – Vsupply, apabila tegangan masukan (-) lebih kecil dari masukan (+) maka keluaran op-amp akan menjadi sama dengan + Vsupply.
Jadi dalam hal ini jika Vinput lebih besar dari V maka keluarannya akan menjadi – Vsupply, jika sebaliknya, Vinput lebih besar dari V maka keluarannya akan menjadi + Vsupply.
Untuk op-amp yang sesuai untuk di pakai pada rangkaian op-amp untuk komparator biasanya menggunakan op-amp dengan tipe LM339 yang banyak di pasaran.
2. Rangkaian Komparator tegangan dengan histerisis
Tujuan dari rangkaian histerisis adalah untuk meminimalkan efeknois pada tegangan masukan. Misalnya tegangan referensinya di set 3,3 V, sedangkan itu juga memiliki nois sebesar 0,1 V, maka jika tegangan inputnya tepat 3,3V, maka keluarannya akan berfluktuasi sesuai dari nois nya.
Dengan menggunakan komparator dengan histerisis, maka keluarannya tidak akan berlogika -Vsupply sebelum Vinput melewati batas atas, dan sebaliknya, keluarannya tidak akan mengeluarkan tegangan +Vsupply sebelum Vinput melewati batas bawah.




Dunia EngineeringArchive for the 'omron plc'

Buku Pegangan untuk Electrical dan Automatioin Engineer

Berikut ini saya lampirkan buku gratis yang bisa anda download. Buku ini merupakan teori dasar untuk Electrical Engineer dan Automation Engineer. Silahkan Klik di links berikut ini:
  1. Apa itu SCADA? Klik Disini!
  2. Basic of PLC Siemens Klik Disini!
  3. Basic of Electricity Klik Disini!
  4. Beginner Guide for PLC OMRON Klik Disini!
  5. CX Programmer - Contoh Pemogramman Klik Disini!
  6. Electric Motors Basic Klik Disini!
  7. Electrical and Electronic Principles & Technology Klik Disini!
  8. Buku petunjuk Motor Listrik & Starter Klik Disini!
  9. PLC Handbook Klik Disini!
  10. Merancang Power Plant Klik Disini!
  11. Cara Menginstall RSLinx (Rockwell) Klik Disini!
Buku ini saya posting di www.4shared.com untuk memudahkan anda mendownloadnya.
Selamat mendownload dan selamat membaca, semoga bermanfaat.

PELATIHAN PLCBELAJAR PLC

BELAJAR PLC

Belajar PLC memang tidak bisa dengan hanya membaca buku tapi harus langsung praktek.
Dalam hal ini orang yang ingin belajar praktek minimal tahu cara kerja dari beberapa peralatan kontrol di industri misalnya sensor-sensor, transducer, kontaktor magnetiik, thermal overload relay, mini circuit breaker, timer, counter, motor dan generator, baik dc maupun ac. setelah mengetahui cara kerja dan fungsinya, maka harus belajar instalasi arus kuat misalnya memmbuar rakaian star-delta, reverse forward, interlock dsb. Baru praktek PLC. Praktek PLC mudah, sekali. kalau Anda sudah bid\sa menjalankan PLC artinya Adnda bisa memperdalam tentang, HMI, DCS, SCADA dan sebagainya yang cara kerjanya berkaitan dengan PLC. Jika Anda kesulitan silakan buka http://lppyupptekmas.com

komputer

 belajar dlphi
Delphi merupakan salah satu bahasa pemrograman yang mengalami perkembangan sangat pesat di dunia khususnya di Indonesia. Banyak aplikasi dapat dikembangkan dengan Delphi seperti operasi perhitungan matematis, grafis, Pengolah kata, Spreet Sheet, games dan basis data. Dengan dukungan OOP Delphi mempunyai kemampuan yang sangat handal apalagi dengan adanya komunitas Delphi semakin memperjelas eksistensinya. Tulisan ini akan mencoba menjabarkan bagaimana memanfaatkan Delphi sebagai salah satu Program.
Tutorial singkat ini sebenarnya ditujukan bagi siswa SMK dan mahasiswa yang ingin mempelajari bahasa pemrograman Delphi. Pada pembahasan dan contoh-contoh dijelaskan dasar-dasar pemrograman Delphi dengan pendekatan yang rasional. Harapan kami semoga tutorial ini bermanfaat bagi siapa saja yang ingin mengembangkan kemampuan menggunakan bahasa pemrograman khusunya Delphi.
http://www.ziddu.com/download/8594737/Belajar Delphi Untuk Pemula.rar.html
http://www.ziddu.com/downloadlink/9987825/Tutorial%20Delphi%20Untuk%20Pemula.pdf
http://www.ziddu.com/downloadlink/9987824/tutorial%20pemrogram%20delpi%20pemula.pdf
Bab I
Mengenal Delphi

1.1. Pengertian Delphi
Delphi adalah suatu bahasa pemograman (development language) yang digunakan untk merancang suatu aplikasi program.

a. Kegunaan Delphi
1. untuk membuat aplikasi windows
2. Untuk merancang aplikasi program berbasis grafis
3. Untuk membuat program berbasis jaringan (client/server)
4. Untuk merancang program .Net (berbasis internet)

b. Keunggulan Delphi
1. IDE (Integrated Development Environment) atau lingkungan pengembangan aplikasi sendiri adalah satu dari beberapa keunggulan delphi, didalamnya terdapat menu – menu yang memudahkan kita untuk membuat suatu proyek program.
2. Proses Kompilasi cepat, pada saat aplikasi yang kita buat dijalankan pada Delphi, maka secara otomatis akan dibaca sebagai sebuah program, tanpa dijalankan terpisah.
3. Mudah digunakan, source kode delphi yang merupakan turunan dari pascal, sehingga tidak diperlukan suatu penyesuain lagi.
4. Bersifat multi purphase, artinya bahasa pemograman Delphi dapat digunakan untuk mengembangkan berbagai keperluan pengembangan aplikasi.

c. Sejarah Borland Delphi
1. Delphi versi 1 (berjalan pada windows 3.1 atau windows 16 bit)
2. Delphi versi 2 (Berjalan pada windows 95 atau delphi 32 bit)
3. Delphi versi 3 (berjalan pada windows 95 keatas dengan tambahan fitur internet atua web)
4. Perkembangan selanjutnya diikuti dengan Delphi versi 4, 5 dan 6.
5. Versi terkini dari delphi adalahversi 7 dengan tambahan vitur .net dengan tambahan file XML

1.2. OOP (Object Oriented Programming)
OOP adalah metode pemograman dengan membentu sebuah aplikasi yang mendekati keadaan dunia yang sesungguhnya. Hal itu bisa dilakukan dengan cara mendisain object untuk menyelesaikan masalah.
a. Tiga unsur OOP
1. Encapsulation atau pemodelan
Encapsulation adalah konsep penggabungan data dengan operator. Dalam konsep pemodelan data dan operasi menjadi satu kesatuan yang disebut object. Encapsulation juga disebut dengan penyembunyian informasi (information hiding)

Contoh = ketika kita menyalakan sebuah TV kita tidak tahu apa yang terjadi dengan proses dan percakapan antar alat yang berhubungan dengan TV tersebut sehingga mampu menampilkan sebuah gambar.
Atau = ketika melakukan klik pada subuah object dalam suatu aplikasi program kita tidak tahu apa yang dilakukan program sehingga ditampilkan hasil yang sesuai.

Catatan = dari dua contoh kasus tersebut terdapat kesamaan proses mengenai information hiding yang tidak diketahui oleh user sampai hasil ditampilkan.
b. Inheritance atau penurunan
Inherintance adalah sebuah object yang dapat diturunkan menjadi object yang baru dengan tidak menghilangkan sifat asli dari object tersebut.

Contoh = TV merupakan salah satu media elektronik yang dgunakan untuk menampilkan gambar dengan tujuan untuk memberikan informasi kepada konsumen. Secara umum TV memunyai cara kerja yang sama dengan media elektronik yang lain dlam proses penyampaian informasi, tetapi mempunyai sifat yang unik yang dapat membedakan dengan media electronik yang ada.
Atau = Dalam aplikasi program kita sering menggunakan command button, untuk beberapa perintah yang berbeda.

c. Polymorphism atau Polimorfisme
Polymorphism merupakan penggunaan berbagai macam object yang berbeda tetapi secara fungsi bergantung pada satu object sebagai induk, dengan cara pelaksanaan yang berbeda – beda.

Contoh = TV dan radio adalah media electronik yang mempunyai sistem yang sama tentang bagaimana meyebarkan suatu informasi, tetapi cara kerja dari masing – masing sistem pasti berbeda.

Atau
Object Simpan dan Update adalah icon yang berasal dari induk yang sama yaitu , command button tetapi cara kerja tersebut berbeda – beda.

1.3. Delphi dan OOP (Object Oriented Programming)
Secara default ketika kita merancang suatu aplikasi program, mau tidak mua dan tanpa kita sadari bahwa kita telah menerapkan OOP, walupun secara teori kita kurang memahami OOP dalam arti yang sebenarnya.

Contoh sederhananya adalah ketika kita merancang suatu form (Tform1) baru, sadar atau tidak sebenarnya form yang kita aktifkan merupakan turunan dari Tform sebagai induknya atau ketika kita mengaktikan button pada form merupakan turunan dari tbutton.

Atau

Contoh dalam bahasa program adalah sebagai berikut = ketika merancang suatu label di form secara otomatis delphi akan menuliskan label tersebut dalam jendela code editor tentang turunan dari label tersebut.

Type
Tform = class(tform)
Label1 = tlabel
End;
1.4. IDE DELPHI
a. langkah – langkah mengaktifkan Delphi

a. Klik start
b. pilih program Files
c. pilih Borland Delphi
d. pilih dan klik Delphi 7

Fungsi Akses Keypad untuk Microcontroller AVR dengan Bahasa C (CodeVisionAVR)

Salah satu jenis perangkat antar muka yang umum dijumpai pada sistem embedded (atau sistem microcontroller) adalah Keypad matrik (4×4 atau 3×4). Walaupun penggunaannya sangat intensive, tetapi kenyataannya sangat jarang perangkat lunak pengembang yang menyediakan fungsi standar untuk pengaksesan keypad tersebut (sejauh yang saya ketahui).
Walaupun nampaknya sepele, tetapi fungsi pengaksesan keypad ini justru menjadi faktor kunci kenyamanan pengguna sistem embedded yang kita rancang.
Dalam tulisan singkat ini, saya ingin berbagi pengalaman dan pengetahuan pada anda para programmer microcontroller, mahasiswa atau embedded system developer dengan menyajikan 3 (tiga) buah fungsi pengaksesan keypad matrik yang menurut saya sangat “clean”, terstruktur, intuitive, dan menghasilkan kode mesin yang minimal.
Fungsi pengaksesan keypad yang nanti tersaji, bukanlah hasil coding murni dari saya tetapi hasil “modifikasi yang lumayan berat ” fungsi pengaksesan keypad dari sumber internet luar negeri berdasarkan hasil “perburuan” yang cukup melelahkan (sayang saya lupa alamat url-nya, karena perburuan dilakukan sekitar tahun 2006-an).
Fungsi pengaksesan keypad ini saya coding-kan dengan bahasa C (compiler: CodeVisionAVR) untuk microcontroller AVR. Jika anda menggunakan microcontroller, Compiler dan jenis keypad yang berbeda dengan yang saya gunakan, maka fungsinya tinggal anda modifikasi sedikit. Interkoneksi keypad dan microcontroller juga dapat disesuaikan secara mudah.
Silahkan anda download file selengkapnya keypad.pdf. Semoga Bermanfaat.

Interface dan Peripheral

RESET
Proses Reset merupakan proses untuk mengembalikan sistem pada posisi default.
POWER-ON RESET
reset21
Gambar 1. Rangkaian Power-On Reset

Rangkaian reset terdiri dari sebuah dioda, kapasitor senilai 10 uF, dan resistor 4k8 dan sebuah push button (untuk reset manual). Susunan rangkaian seperti tampak pada gambar diatas memungkinkan terjadinya power-on-reset. Power-on reset merupakan proses reset yang akan secara otomatis bekerja pada saat sistem pertama kali dialirkan listrik ke komputer. Pin RST juga dapat diberi rangkaian manual reset. Gambar 1 juga digunakan pada rangkaian umum lainnya. Pemberian rangkaian ini membuat sistem dapat di-reset oleh user setiap saat dengan menekan tombol reset. Penambahan capasitor 10mf/10V pada rangkaian Power-On Reset berfungsi saat rangkaian tersebut diberi arus untuk pertama kali seperti saklar tertutup sampai capasitor terisi muatan penuh capasitor bersifat seperti saklar terbuka. Resistor 4k8 pada rangkaian Power-On Reset digunakan dengan tujuan untuk membatasi arus dari VCC yang masuk ke pin RST ketika tombol reset ditekan. Sedangkan penambahan dioda In4148 sendiri bertujuan untuk mempercepat pembuangan arus pada saat terjadi reset tidak sempurna.

Rangkaian On/Off 24 Hours Timer

This is a circuits are multi-range timers offering periods of up to 24 hours and beyond. This circuit can be used as repeating timers - or as single-shot timers




Skema Rangkaian On/Off 24 Hours Timer
The Cmos 4060 is a 14-bit binary counter. However - only ten of those bits are connected to output pins. The 4060 also has two inverters - connected in series across pins 11, 10 & 9. Together with R3, R4, R5 and C3 - they form a simple oscillator.

While the oscillator is running - the 14-bit counter counts the number of oscillations - and the state of the count is reflected in the output pins. By adjusting R4 you can alter the frequency of the oscillator. So you can control the speed at which the count progresses. In other words - you can decide how long it will take for any given output pin to go high.

When that pin goes high - it switches the transistor - and the transistor in turn operates the relay. In single-shot mode - the output pin does a second job. It uses D1 to disable the oscillator - so the count stops with the output pin high.

If you want to use the timer in repeating mode - simply leave out D1. The count will carry on indefinitely. And the output pin will continue to switch the transistor on and off - at the same regular time intervals.

Note:
  • Using "Trial and Error" to set a long time period would be very tedious. A better solution is to use the Setup tables provided - and calculate the time required for Pin 7 to go high. For example, if you want a period of 9 Hours - the Range table shows that you can use the output at Pin 2. You need Pin 2 to go high after 9 x 60 x 60 = 32 400 seconds. The Setup table tells you to divide this by 512 - giving about 63 seconds. Adjust R4 so that the Yellow LED lights 63 seconds after power is applied. This will give an output at Pin 2 after about 9 Hours.
  • Ideally C3 should be non-polarized - but a regular electrolytic will work - provided it doesn't leak too badly in the reverse direction. Alternatively - you can simulate a non-polarized 10uF capacitor by connecting two 22uF capacitors back to back
  • The timers were designed for a 12-volt supply. However - provided a suitable relay is used - both circuits will work at anything from 5 to 15-volts. Applying power starts the timer. And it can be reset at any time by a brief interruption of the power supply.

KONTROL PID UNTUK PENGATUR SUHU

Dalam konten ini kami akan menjelaskan tentang sebuah rangkaian Kontrol PID unuk engatur suhu yang di dalam rangkaian ini terdapat rangkaian driver, PID, Pengkondisi Sinyal, dan Catu daya. Yang pertama kami kan menjelaskan tentang rangkaian Catu Daya
Catu daya merupakan suatu Rangkaian yang paling penting bagi sistem elektronika. Ada dua sumber catu daya yaitu sumber AC dan sumber DC. Sumber AC yaitu sumber tegangan bolak - balik, sedangkan sumber tegangan DC merupakan sumber tegangan searah. Sumber Tegangan Bila diamati sumber AC tegangan berayun sewaktu-waktu pada kutub positif dan sewaktu-waktu pada kutub negatif, sedangakan sumber AC selalu pada satu kutub saja, positif saja atau negatif saja. Dari sumber AC dapat disearahkan menjadi sumber DC dengan menggunakan rangkaian penyearah yang di bentuk dari dioda.
Rangkaian penyearah sudah cukup bagus jika tegangan ripple-nya kecil, namun ada masalah stabilitas. Jika tegangan PLN naik/turun, maka tegangan outputnya juga akan naik/turun. Jika arus semakin besar ternyata tegangan dc keluarnya juga ikut turun. Untuk beberapa aplikasi perubahan tegangan ini cukup mengganggu, sehingga diperlukan komponen aktif yang dapat meregulasi tegangan keluaran ini menjadi stabil.
Rangkaian Penyearah Biasanya output dari rangkaian diberi suatu filter kapasitor untuk menghilangkan riak sehingga diperoleh tegangan DC yang stabil. Untuk itu diperlukan suatu regulator tegangan yang berfungsi untuk menjaga agar tegangan bernilai konstan pada nilai tertentu. Regulator tegangan ini biasanya berupa IC dengan kode 78xx atau 79xx. Untuk seri 78xx digunakan untuk regulator tegangan DC positif, sedangkan 79xx digunakan untuk regulator DC negatif. Nilai xx menandakan tegangan yang akan diregulasikan. Misalnya kebutuhan sistem adalah positif 5 volt, maka regulator yang digunakan adalah 7805. IC regulator ini biasanya terdiri dari tiga pin yaitu input, ground dan output. Dalam menggunakan IC ini tegangan input harus lebih besar beberapa persen (tergantung pada data sheet) dari tegangan yang akan diregulasikan.
SKEMA

LAYOUT PCB


Prinsip Kerja
Kami menggunakan trafo sebesar 2A sebagai pencatu  pada rangkaian. Pada rangkaian power supply ini terdapat diode bridge yang berfungsi sebagai penyearah arus. Output dari penyearah arus akan di filter untuk menghasilkan tegangan DC yang stabil. Rangkaian supply ian ini akan menghasilkan tegangan 5V,12V, -12V dengan menggunakan regulator. Untuk menghasilkan 5 V kami menggunakan ic 7805. Sedangkan untuk mengasilkan tegangan 12 V kami menggunakan ic 7812 dan untuk menghasilkan tegangan -12 V kami menggunakan ic 7912. Untuk menghasilkan tegangan 6 V, kami hanya menggunakan pembagi tegangan dengan tegangan AC sebesar 12 V dan resistor yang digunakan adalah 1KΩ. sesuai dengan rumus pembagi tegangan yaitu :
  • Driver
 
Driver (Actuator Ac) terdiri dari 3 sub system yaitu: zero croosing detector, line synchronized ramp generator, dan AC switch.  Masing – masing sub system memiliki cara kerja sebagai berikut: 
A.  Zero crossing  detector
    System ini terdiri atas 2 op-amp yang berfungsi sebagai komparator dengan inputan gelombang AC sebesar 6 volt dan ground sebagai referensinya.  Op-amp pertama akan menghasilkan output sebesar  12Volt – 2 volt = 10 volt (tegangan saturasi positif op-amp) saat tegangan AC pada fasa positif. Sedangkan tegangan output sebesar -12volt + 2 volt = -10volt (tegangan saturasi op-amp) saat tegngan Ac pada fasa negative. Op-amp kedua  bekerja berkebalikan dengan op-amp pertama yaitu: pada saat op-amp pertama menghasilkan tegangan output positif maka op-amp kedua menghasilkan tegangan output negative dan sebaliknya. Frekuensi output op-amp yang dihasilkan memiliki ferkuensi sama dengan jala – jala listrik PLN (50Hz). Gelombang kotak ini kemudian diteruskan oleh kapasitor yang berfungsi untuk meneruskan tegangan AC dan menahan tegangan DC. Setelah itu,  gelombang kotak akan diteruskan fasa positifnya dengan dioda yang akan dimasukan pada rangkaian line synchronized ramp generator. 
    B.  Line synchronized ramp generator
    Rangkaian ini merupakan rangakaian op-amp integrator yang kapasitornya dapat dihubung singkatkan dengan menggunakan transistor. Rangkaian ini memanfaatkan waktu pengisian dan pengosongan kapasitor. Rangkaian op-amp integrator diberi tegangan input sebesar -12volt agar didapatkan output berfasa positif. Waktu pengosongan kapasitor berdasarkan pada arus yang mengalir pada basis. Frekuensi switching transistor sebesar 60 Hz yang didapatkan dari rangkaian zero crossing detector. Pada saat transistor ON, maka kapasitor seakan-akan terhubung singkat sehingga tegangannya menjadi nol volt. Pada saat transistor OFF kapasitor akan mengisi kembali. Grafik dari rangkaian ini dapat dilihat melalui osiloskop berupa gelombag gigi gergaji. 
    C.   AC switching
    Rangkaian ini merupakan driver utama yang berhubungan langsung dengan tegangan yang akan dikontrol yaitu tegangan AC lampu pijar. Pada rangkaian ini digunakan op-amp sebagai komparator antara gelombang gigi gergaji dan tegangan keluaran kontroler. Output komparator ini berupa sinyal  PWM yang dapat diatur lebar pulsanya sesuai dengan tegangan dari kontroler. Untuk menghubungan PWM yang dihasilkan dengan tegangan AC lampu pijar maka perlu digunakan opto triac yang berfungsi untuk men-triger triac. Triac akan ON pada saat gate diberi tegangan sehingga arus akan mengalir ke beban (lampu pijar) menyebabkan lampu menyala, begitu sebaliknya.
    Skema Rangkaian
     LAYOUT


    Gambar Gelombang Keluaran pada OSC
    1.      Pada Titik A
     2.      Pada Titik D

    3.      Pada Titik F
    4. Pada titik I
    •  PID

    PID controller adalah controler yang banyak digunakan dalam industrisistem kontrol. Sebuah kontroler PID menghitung error  sebagai perbedaan antara diukur variabel proses dan diinginkan setpoin. Controller berupaya untuk meminimalkan kesalahan dengan menyesuaikan proses input kontrol. Dengan tidak adanya pengetahuan tentang proses yang mendasari, kontroler PID adalah kontroler yang terbaik. Namun, untuk kinerja terbaik, parameter PID yang digunakan dalam perhitungan harus di setel sesuai dengan sifat sistem. 
    Proporsional, K p
    Nilai yang lebih besar biasanya berarti tanggapan yang lebih cepat karena kesalahan yang lebih besar, semakin besar kompensasi istilah proporsional. Keuntungan yang proporsional terlalu besar akan menyebabkan ketidakstabilan dan proses osilasi.


    Integral  , K i
    Nilai lebih besar menyiratkan kesalahan steady state lebih cepat dieliminasi. Trade-off overshoot yang lebih besar: setiap kesalahan negatif terpadu selama respon transien harus diintegrasikan pergi oleh kesalahan positif sebelum mencapai kondisi mapan.


    Derivatif, K d
    Penurunan lebih besar nilai overshoot, tetapi memperlambat respon transien dan bisa mengakibatkan ketidakstabilan karena amplifikasi sinyal noise dalam diferensiasi kesalahan.


    Tuning loop kontrol adalah penyesuaian parameter kontrol (keuntungan / band proporsional, keuntungan integral / reset, keuntungan derivatif / rate) dengan nilai-nilai optimum untuk respon kontrol yang diinginkan. Stabilitas (osilasi dibatasi) merupakan kebutuhan pokok, tapi lebih dari itu, sistem yang berbeda memiliki perilaku yang berbeda, aplikasi yang berbeda memiliki kebutuhan yang berbeda, dan beberapa konflik desiderata. Selanjutnya, beberapa proses memiliki tingkat non-linearitas dan parameter yang bekerja baik pada kondisi beban penuh-tidak bekerja ketika proses ini dimulai dari tanpa beban-; ini dapat dikoreksi dengan penjadwalan keuntungan (menggunakan parameter yang berbeda di berbagai operasi daerah). Pengendali PID sering memberikan kontrol yang diterima bahkan tanpa adanya tuning, tetapi kinerja secara umum dapat ditingkatkan dengan tuning hati-hati, dan kinerja mungkin tidak bisa diterima dengan tuning miskin. 
    Skema
    Cara kerja
    PID adalah gabungan antara kontroler Proportional(P), Integral (I), dan Derivative (D). kontroler Proportional digunakan untuk mempercepat respon terhadap error yang sedang terjadi (present time). Kontroler integral digunakan untuk mengurangi error steady state dengan cara mengakumulasikan error selama selang waktu tertentu (Past time).  Kontroler derivative bekerj dengan cara memprediksi error yang akan terjadi berdasarkan perubahan error yang telah terjadi (Future time). Dengan menggabungkan ketiga kontroler  tersebut secara parallel, maka akan diperoleh respon  masing – masing kontroler. Respon yang dihasilkan dari kontroler PID ialah cepat(kontroler proportional), memperbaiki respon (kontroler integral) , dan mempercepat waktu mantap (kontroler Derivative). Dengan menggunakan kontroler PID akan mendapatkan suatu respon yang baik dalam pengontrolan system agar sesuai dengan yang kita harapkan.  
     
    • Pengkondisi sinyal

    Pengkondisi sinyal, digunakan untuk mengkondisikan sinyal keluaran dari sensor agar bisa digunakan. Misal menggunakan sensor lm35 (pengukur suhu). Dari datasheetnya lm35 mengeluarkan tegangan 10mV/0c. untuk mengukur suhu dari 0-500c maka keluaran dari lm35 adalah 0-0.5volt, sehingga apabila langsung digunakan atau dikoneksikan dengan  mikro atau komputer, tidak akan bisa dibaca. Oleh karena itu, digunakanlah rangkaian pengkondisi sinyal, yang mana rangkaian ini bisa digunakan untuk menguatkan atau melemahkan sinyal masukan dari sensor atau bahkan mengeser (span).
    Skema Rangkaian

    LAYOUT
    Sensor yang digunakan adalah LM 35 yang memiliki output 10 mV tiap kenaikan 1⁰C. Pada suhu 20⁰C, LM 35 memiliki output sebesar 200 mV dan pada suhu 80⁰C LM 35 memiliki output  sebesar 800 mV. Oleh karena itu diperlukan rangkaian op-amp agar pada output 200 mV LM 35 tegangan output  op-amp sebesar 0 Volt dan pada suhu 80⁰C output op-amp sebesar  10 Volt. Rangkaian op amp yang pertama merupakan rangkaian op-amp inverting yang mengalikan Vin sebesar 10 kali.                                                                                          
    Out = 0V - 10V




      dengan 


    Sehingga 
    Karena batas bawah 0,2;0 maka  
     
      


    sehingga  

    Dari persamaan di atas dapat kita ketahui    
    Jadi, dalam rangkaian pengkondisi sinyal ini memilki nilai pengurang sebesar 3,33 volt
    Untuk mengatur pengkondisi sinyal maka diperlukan buffer . untuk menghasilkan masukan sebesar 20mV maka secara matematis dapat dihitung yaitu
    Kemudian rangkaian pengurang pada pengkondisi sinyal kita set 0, namun hanya bisa diset 0,023 v sehingga 0,333 v – 0,023 v =0,31 v
    Setelah itu 0,31 v- 3,33 v = -3,02 v. ini merupakan output saat input diberi masukan  sebesar 20 mV.
    Jadi apabila diberi input sebesar 200mV maka output akan 0 V .









    Mikrokontroler

    Pendahuluan

    Menyimak penjelasan di beranda depan, mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus. Sederhananya, cara kerja mikrokontroler sebenarnya hanya membaca dan menulis data. Pada e-learning kali ini ini akan dibahas secara berseri tiap mikrokontroler, terutama yang banyak dipakai di Indonesia.
    1. MCS-51
      Halaman ini menyajikan tips-tips sederhana seputar mikrokontroler keluarga MCS-51
    2. AVR
    3. Arduino
      Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source yang di dalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel.

    DETEKTOR SUHU DAN LEVEL AIR BERBASIS ATMEGA8 DENGAN PENAMPILAN DI PC


    BAB I
    PENDAHULUAN
    A. Latar belakang
    Dengan kemajuan teknologi elektronika dan meningkatnya jumlah penduduk, maka kebutuhan akan sandang makin meningkat. Faktor kecepatan, ketepatan dan keamanan sangatlah diperlukan guna menunjang kelangsungan kerja yang maksimal tanpa ada kerugian yang begitu berarti. Hal ini ditandai dengan begitu pesatnya kemajuan yang terjadi dengan diciptakannya pesawat elektronika yang semakin canggih. Banyak keuntungan yang diperoleh dari perkembangan yang pesat dibidang elektronika diantaranya dapat membantu manusia dalam menyelesaikan beban tugas. Peralatan elektronika yang terdapat dipasaran ada yang menggunakan analog dan ada juga yang sudah memakai digital. Pada peralatan yang memakai analog, penunjukan yang digunakan merupakan persamaan dari nilai satuan yang diukur, sedangkan pada peralatan yang memakai digital penunjukkan hasil ukur langsung ditampilkan dalam bentuk angka atau digit. Jika dibandingkan antara peralatan yang analog dan digital, maka hasil pengukuran digital lebih mudah diamati. Sistem digital yang digunakan sebagai alat pendeteksi suhu dan level air, kaitannya dengan pengaturan dalam memenuhi kebutuhan akan kondisi air dan suhu, manusia banyak merancang suatu alat yang dapat digunakan untuk mengetahui level air maupun suhunya tersebut. Pemanfaatan sistem pengukuran instrumentasi ini memberikan kemudahan bagi manusia dalam memberikan nilai atau harga. Saat ini alat pengukuran level air dalam bentuk tampilan digital dapat dijumpai penggunaanya pada kendaraan bermotor dan di perusahaan-perusahaan air minum. Hanya skala penggunaan masih terbilang kecil, selain itu untuk mendapatkannya harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Hal ini tentu akan memberatkan bagi konsumen yang menginginkan adanya ketepatan pengukuran. Atas dasar pertimbangan dan alasan tersebut, penulis mencoba membuat suatu peralatan instrumentasi berupa alat pendeteksi suhu dan level air (ketinggian air) untuk memenuhi mata kuliah mikroprosesor.
    B. Perumusan Masalah
    Setelah melihat latar belakang yang berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka pembatasan masalah pada laporan desain proyek ini adalah :
    1. Bagaimana membuat rancang bangun suatu Alat detector suhu dan level air dengan tampilan di PC untuk memudahkan manusia dalam mengetahui level air dan sekaligus mengetahui suhunya.
    2.   Dapatkah detektor level air dan suhu di buat sesuai rancangan.
    3.   Dapatkah alat ini mengukur level air dalam bejana yang tempatnya tidak beraturan.
    4.   Obyek yang akan di ukur harus berupa zat cair.
    C. Tujuan
    Tujuan yang diperoleh dari proyek ini adalah :
    a.  Membuat alat detektor level zat cair dan suhu dengan sensor  ultrasonic dan      sensor LM35 dengan  ditampilkan di  PC/laptop.
    b.  Dapat menguji serta mangamati level air dan suhu dalam bejana yang telah         dirancang.
    D. Manfaat
    Manfaat dari desain proyek ini adalah:
    a. Dapat mengetahui level air dan suhu dengan tampilan di PC dari bejana yang telah dibuat.
    b. Alat ini dapat digunakan untuk mengukur level air dan suhu dalam galon air  minum.
    E. Batasan Masalah
    Dari topik bahasan detektor level air dan suhu, penulis mencoba memberi batasan sebagai berikut :
    1. Alat ini hanya dapat mengukur jumlah level berbentuk cair sekaligus  mengetahui suhunya.
    2.  Alat ini hanya dapat digunakan untuk mengukur jumlah air dan suhu dalam
         bejana terukur.
    3.  Alat ini tidak dapat digunakan untuk mengukur level air dalam sungai,
         laut dan sebagainya.
    F. Metode Penyusunan
    1. Metode Studi Pustaka
    Metode ini dimaksudkan untuk mendapatkan landasan teori yang tepat, data- data dan informasi sebagai bahan acuan dalam perencanaan, percobaan dan pembuatan proyek ini.
    2. Metode Studi Laboratorium
    Perancangan dilakukan dengan cara membuat rancangan rangkaian dalam     PCB dan pengujian (studi laboratorium), dilakukan dengan menguji rangkaian dan cara kerja alat ukur.
    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA
    1. Dasar Teoritis
    Pendeteksi suhu dan level air yang ditampilkan di PC/laptop  ini pada dasarnya terdiri dari tiga komponen utama yaitu sensor ultrasonik, sensor LM35, MCU (Mikro Controller Unit), RS 232 to USB dan PC/ Laptop.
    2.1.Sensor ultarasonik
    Sensor ultrasonik terdiri dari dari dua unit, yaitu unit pemancar dan unit penerima. Struktur unit pemancar dan penerima sangatlah sederhana, sebuah kristal piezoelectric dihubungkan dengan mekanik jangkar dan hanya dihubungkan dengan diafragma penggetar. Tegangan bolak-balik yang memiliki frekuensi kerja 40 KHz – 400 KHz diberikan pada plat logam. Struktur atom dari kristal piezoelectric akan berkontraksi (mengikat), mengembang atau menyusut terhadap polaritas tegangan yang diberikan, dan ini disebut dengan efek piezoelectric. Kontraksi yang terjadi diteruskan ke diafragma penggetar sehingga terjadi gelombang ultrasonik yang dipancarkan ke udara (tempat sekitarnya), dan pantulan gelombang ultrasonik akan terjadi bila ada objek tertentu, dan pantulan gelombang ultrasonik akan diterima kembali oleh oleh unit sensor penerima. Selanjutnya unit sensor penerima akan menyebabkan diafragma penggetar akan bergetar dan efek piezoelectric menghasilkan sebuah tegangan bolak-balik dengan frekuensi yang sama.
    Besar amplitudo sinyal elekrik yang dihasilkan unit sensor penerima tergantung dari jauh dekatnya objek yang dideteksi serta kualitas dari sensor pemancar dan sensor penerima. Proses sensing yuang dilakukan pada sensor ini menggunakan metode pantulan untuk menghitung jarak antara sensor dengan obyek sasaran. Jarak antara sensor tersebut dihitung dengan cara mengalikan setengah waktu yang digunakan oleh sinyal ultrasonik dalam perjalanannya dari rangkaian Tx sampai diterima oleh rangkaian Rx, dengan kecepatan rambat dari sinyal ultrasonik tersebut pada media rambat yang digunakannya. Waktu di hitung ketika pemencar aktif dan sampai ada input dari rangkaian penerima dan bila pada melebihi batas waktu tertentu rangkaian penerima tidak ada sinyal input maka dianggap tidak ada halangan didepannya. Komponen penting yang dipakai dalam membuat alat pengukur Pendeteksi suhu dan level air ini adalah sensor, yang berfungsi sebagai pengindra atau membaca. Sensor itu sendiri berfungsi untuk mengubah resistansi atau hambatan yang mengakibatkan tegangan pembanding (0/1) berubah terhadap tegangan reverensi atau tegangan acuan. Sensor tersebut yang menentukan besar kecilnya tegangan yang masuk pada ADC yang kemudian dikonversi menjadi kode-kode biner. Ilustrasi sensor terlihat pada gambar 1 dibawah ini.



    Pemancar sensor ultrasonic ini bekerja apabila diberi trigger dari control MCU(mikro control unit). Trigger berfungsi untuk menhitung (T) atau waktu kapan pantulan dari transmister (Tx) diterima oleh receifer (Rx). Pada saat Rx menerima sinyal dimasukkan dalam rangkaian penguat dan dikonversikan menjadi tegangan. Melalaui ic LM 567 dan kemudian di kirim ke MCU atau control.
    2.1.Sensor LM35
    LM 35 ialah sensor temperatur paling banyak digunakan untuk praktek, karena selain harganya cukup murah, linearitasnya lumayan bagus. LM35 tidak membutuhkan kalibrasi eksternal yang menyediakan akurasi  ±¼°C  pada temperatur  ruangan dan ±¾°C pada  kisaran  -55 to +150°C.  LM35  dimaksudkan untuk beroperasi pada -55° hingga +150°C. dibawah ini adalah gambar bentuk fisik LM35

    Pin 1 berfungsi sebagai sumber tegangan kerja dari LM35, pin 2 atau tengah digunakan sebagai tegangan keluaran atau Vout dengan jangkauan kerja dari 0 Volt sampai dengan 1,5 Volt dengan tegangan operasi sensor LM35 yang dapat digunakan antar 4 Volt sampai 30 Volt. Dibawah ini adalah rangkaian sensor LM35 yang dikuatkan melalui IC LM358.



    Sensor LM35 mengkonversi suhu atau temperature menjadi tegangan yang dikuatkan melalui op amp IC LM358 output dari penguatan di masukakan kedalam MCU ke ADC 0 untuk dikonversi menjadi bilngan biner.
    Mula-mula vcc sebesar 12v digunakan untuk menghidupkan sensor LM35 yang akan mendeteksi suhu.  Keluaran sensor ini akan naik sebesar 10 mV setiap derajad celcius sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut :
                                                    VLM35   = Suhu*10mV
    Secara prinsip sensor akan melakukan penginderaan pada saat perubahan suhu setiap suhu 1 ºC akan menunjukan tegangan sebesar 10 mV. Pada penempatannya LM35 dapat ditempelkan dengan perekat atau dapat pula disemen pada permukaan akan tetapi suhunya akan sedikit berkurang sekitar 0,01 ºC karena terserap pada suhu permukaan tersebut. Dengan cara seperti ini diharapkan selisih antara suhu udara dan suhu permukaan dapat dideteksi oleh sensor LM35 sama dengan suhu disekitarnya, jika suhu udara disekitarnya jauh lebih tinggi atau jauh lebih rendah dari suhu permukaan, maka LM35 berada pada suhu permukaan dan suhu udara disekitarnya .
    2.1.AVR ATMEGA 8
    AVR merupakan seri mikrokontroler CMOS 8-bit buatan Atmel, berbasis arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer). Hampir semua instruksi dieksekusi dalam satu siklus clock. AVR mempunyai 32 register general-purpose, timer/counter fleksibel dengan mode compare, interrupt internal dan eksternal, serial USART, Programmable Watchdog Timer, dan mode power saving. Beberapa diantaranya mempunyai ADC dan PWM internal. AVR juga   mempunyai In-System Programmable Flash on-chip yang mengijinkan memori program untuk diprogram ulang dalam sistem menggunakan hubungan serial SPI.
    ATMEGA 8 adalah mikrokontroler CMOS 8-bit daya rendah berbasis arsitektur RISC yang ditingkatkan. Kebanyakan instruksi dikerjakan pada satu siklus clock, ATMEGA 8 mempunyai throughput mendekati 1 MPS per MHz membuat disain dari sistem untuk mengoptimasi konsumsi daya versus kecepatan proses.
    Susunan pin – pin dari IC mikrokontroler ATMEGA 8 diperlihatkan pada gambar dibawah ini. IC ini tersusun dari 28 pin yang memiliki beberapa fungsi tertentu.






    2.3.1 Arsitektur Mikrokontroler ATMEGA 8
                Seperti yang diungkapkan diatas bahwa mikrokontroler ATMEGA 8 merupakan mikrokontroler CMOS dengan daya rendah yang memiliki arsitektur AVR RISC 8-bit. Arsitektur ini mendukung kemampuan untuk melaksanakan eksekusi insruksi hanya dalam siklus clock osilator. Hal ini sangat cocok untuk mendesain suatu sistem aplikasi yang cepat dan hemat daya. AVR ini memiliki fitur untuk menghemat konsumsi daya, yaitu dengan menggerakkan mode sleep. Mode sleep pada mikrokontroler ATMEGA 8 ada enam macam, yaitu modeidle, mode ADC Noise Reduction, mode Power-save, mode power-down, mode Standby mode dan mode Extended Standby.







    2.1.RS 232
    RS 232 sebagai pengirim data interface ke laptop, melalaui converter RS 232 ke USB.





    PC maupun notebook dewasa ini mulai meninggalkan port serial dan beralih ke USB. Penggunaan USB memang lebih praktis karena selain kecepatannya yang lebih tinggi, port ini memiliki sumber tegangan 5 Volt yang dapat digunakan untuk memberi sumber daya pada sistem elektronik yang terhubung ke dalamnya. Sementara saat ini sebagian besar perangkat elektronik masih menggunakan port RS232 media komunikasinya dengan PC. Untuk menjembatani permasalahan tersebut maka banyak diluncurkan produk USB to RS232 yang membuat perangkat elektronik tersebut tetap terdeteksi sebagai COM (Port RS232) pada PC ataupun notebook. Software lama yang sebelumnya masih menggunakan COM pun tidak perlu diubah lagi karena perangkat tersebut masih dianggap berkomunikasi dengan COM (Port RS232) Namun sebagian besar produk USB to RS232 yang ada di pasaran masih menggunakan level +/-12 Volt pada bagian RS232nya sedangkan mikrokontroler hanya dapat menggunakan level TTL 0/+5 Volt saja sehingga dibutuhkan IC MAX232 lagi untuk berkomunikasi dengan modul ini. Modul DU-232, USB to RS232 Converter produksi Delta Electronic memiliki level TTL 0/+5 volt pada bagian RS232nya sehingga dapat dihubungkan langsung pada sistem mikrokontroler tanpa menggunakan MAX232.
    2.1.Catu daya
    Perangkat elektronika mestinya dicatu oleh suplai arus searah DC (direct current) yang stabil agar dapat dengan baik. Baterai atau accu adalah sumber catu daya DC yang paling baik. Namun untuk aplikasi yang membutuhkan catu daya yang besar, sumber dari baterai tidak cukup. Sumber catu daya yang besar adalah sumber bolak-balik AC (alternating current) dari pembangkit tenaga listrik. Untuk itu diperlukan suatu perangkat catu daya yang dapat mengubah arus AC menjadi DC. Rangkaian yang berfungsi memberikan / membagi tegangan DC pada rangkaian. Fungsi dari catu daya sangatlah vital karena sumber tegangan dari semua rangkaian yaitu catu daya. Catu daya ini hanya menggunakan baterai 12 Volt yang memberikan arus semaksimal mungkin yang dibutuhkan oleh rangkaian diatas. Untuk memperoleh tegangan yang stabil perlu digunakansebuah IC LM7805 dan 7812 agar arus menjadi presisi. Apabila rangkaian catu daya kurang stabil maka semua rangkaian tidak akan berfungsi dengan baik. Catu daya merupakan komponen yang sangat penting dalam sebuah peralatan elektronik. Agar rangkaian dapat bekerja dengan baik diperlukan catu daya yang stabil, sehingga digunakan IC regulator 7805 seperti terlihat pada gambar dibawah ini.







    BAB III
    KERANGKA PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

    1.  Proses Pembuatan, Konstruksi dan Cara Kerja
    3.1. Proses Pembuatan
    a.  Perencanaan alat
    b. Proses pembuatan papan rangkaian tercetak
    Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan papan rangkaian tercetak ini adalah meliputi :
    1. Mata bor diameter 0,8 mm; 3,5mm
    2. Pengupas kabel
    3. Solder
    4. Bahan  (PCB)
    5. Ferri Chloride (FeCL3)
    6. Lotfet
    7. Tiner
    8. Mur, baut
    9. Timah
    10. lem
    c. Proses pembuatan jalur
    Pada tahap ini pertama-tama merancang ukuran papan rangkaian tercetak sehingga membentuk ukuran posisi dan loyout yang bagus, baik dan benar.
    Kemudian memasang tata letak komponen dan merancang jalur antar komponen sehingga membentuk jalur yang singkat, rapi dan benar. Setelah semua selesai dilanjutkan dengan memotong PCB sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Kemudian memindahkan hasil rancangan alur tadi ke PCB. Proses pembuatan layout ada yang mengunakan penggambaran manual.
    d. Proses pengeboran
    Tujuan dilakukan proses pengeboran terlebih dahulu pada titik titik untuk kaki komponen adalah agar lubang yang dibuat sesuai yang diharapkan, untuk mendapat hasil yang baik, pengeboran dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak jalur-jalur papan rangkaian tercetak.
    e. Pemasangan Komponen
    Urutan pemasangan komponen sebagai berikut :
    1. Mengecek terhadap hubungan antar jalur-jalurnya untuk menghindari hubung    singkat.
    2. Mengetes semua komponen satu persatu untuk mendapatkan komponen yang mempunyai karakteristik sesuai dengan yang diharapkan. Komponen yang rusak atau tidak sesuai dengan karakteristik harus diganti untuk menghindari rangkaian dari kegagalan operasi.
    3.   Memasang soket-soket rangkaian terintegrasi (IC) dan kabel penghubung.
    4. Memasang komponen-komponen pasif, dimulai dari komponen yang tahan terhadap panas seperti resistor, kapasitor non polaritas baru kemudian kapasitor polaritas, pemasangan komponen ini harus sesuai dengan posisi dan polaritasnya masing-masing, jadi tidak boleh terbalik.
    5. Memasang komponen-komponen aktif mulai dari komponen yang tahan terhadap panas, misalnya dioda.
    6. Memasang komponen-konponen aktif, yang kurang tahan panas, seperti transistor.Pemasangan komponen ini tidak boleh tertukar kaki-kaki basis, emitor, dan kolektor.
    f. Proses Perakitan
    Urutan proses perakitan sebagai berikut:
    1). Merakit bagian dalam kotak atau bok yaitu tempat rangkaian tercetak dengan cara memasang penampil yang berupa PC.
    2). Memasang soket-soket atau penghubung yang menempel langsung pada kotak.
    3). Menghubungkan papan rangkaian tercetak yang satu dengan yang lain dengan menggunakan kabel penghubung (jumper).
    4). Memeriksa kembali untuk memastikan ada atau tidak rangkaian yang salah sambung antara satu dengan lainnya.
    5). Mencuci bagian-bagian yang sudah diberi lubang dengan mengunakan sekrup sehingga diperoleh penempatan yang permanen.
    g. Hasil perakitan komponen
    Dibawah ini  adalah gambar layout yang sudah jadi.







    Adapun komponen-komponen yang dipakai dalam rangkaian detector level zat cair sistem digital, terlihat pada tabel 1 yaitu daftar komoponen.
    Tabel 1. Daftar komponen yang dipakai.
    NO
    Nama Bahan
    Identitas
    Jumlah
    1.
    IC
    -          Atmega8
    -          4049
    -          LM567
    -          LM358
    -          LM741
    1
    6
    1
    1
    1
    2.
    Resistor
    1k
    470k
    100k
    10k
    22k
    1M
    2
    2
    1
    5
    2
    1
    3.
    capasitor
    680p
    22n
    10n
    1n
    22u
    10mF
    1000uF
    1
    1
    1
    1
    4
    1
    2
    4.
    Transistor
    BC567
    1
    2.       
    Sensor

    Sensor LM35
    Sensor Ultrasonic
    1
    1
    3.       
    USB RS232 Converter

    1



    3.2. Block Diagram





    Pemancar sensor ultrasonic (Tx) ini bekerja apabila diberi trigger dari control MCU(mikro control unit). Trigger berfungsi untuk menhitung waktu(T) kapan pantulan dari transmister (Tx) diterima oleh receifer (Rx). Pada saat Rx menerima sinyal dimasukkan dalam rangkaian penguat dan dikonversikan menjadi tegangan. Melalaui IC LM 567 dan kemudian di kirim ke MCU atau control.
    Sensor LM35 mengkonversi suhu atau temperature menjadi tegangan yang dikuatkan melalui op amp IC LM358 (pengkondisi sinyal) output dari penguatan di masukakan kedalam MCU ke ADC 0 untuk dikonversi menjadi biner.
    RS 232 sebagai pengirim data interface ke PC atau laptop, melalaui converter RS 232 ke USB.


    3.3. Program
    //detektor suhu air dan level
    int PILOT = 9;
    int USTX = 8;
    int USRX = 3;
    int LM35 = 0;
    volatile int state = LOW;
    volatile int char_in = 0;
    volatile float SUHU = 0.0;
    volatile float JARAK = 0.0;
    void setup(){ Serial.begin(9600);
     pinMode(PILOT, OUTPUT);
    analogReference(INTERNAL);
    }

    //rutin baca suhu
    float baca_suhu(){ unsigned int i;

    unsigned int adc = 0;

    float suhu = 0.0;
    for (i=1; i<=50; i++) {   adc += analogRead(LM35);

    delayMicroseconds(10);

      }

    suhu = (adc / 50.0) * 250.0 / 1023.0;

      return suhu;

    }

    double ping(int outPin, int inPin){ long duration;

      pinMode(outPin, OUTPUT);

      pinMode(inPin, INPUT);

    digitalWrite(outPin, LOW);

      delayMicroseconds(2);

    digitalWrite(outPin, HIGH);

    delayMicroseconds(15);

    digitalWrite(outPin, LOW);

    delayMicroseconds(20);

    duration = pulseIn(inPin, HIGH);

    return duration / 29.0 / 2.0 * 10.0;

    }

      //rutin perulangan utama

    void loop(){

    if (Serial.available()) {   

    char_in = Serial.read();

          if (char_in==65)
         {     
           Serial.println(SUHU);
          }
    else if (char_in==66)

         { Serial.println(JARAK);

          }
    }

    digitalWrite(PILOT, HIGH);

    SUHU = baca_suhu();
       //  Serial.println(SUHU);

    JARAK = ping(USTX, USRX);
      //  Serial.println(JARAK);

        digitalWrite(PILOT, LOW);

    delay(100);
             
    }



    • program untuk menampilkan di PC


    gambar hasil percobaan










    4. Spesifikasi Alat yang digunakan
    Perencanaan bok alat ukur ini bertujuan untuk membuktikan dan mengaplikasikan secara nyata sehingga dapat dipahami dengan mudah dan jelas, yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini :










    Keterangan gambar :
    1. Connector RS 232 to USB( DB9)
    2. Sakelar ON -OFF
    3. Kabel AC 220V
    4. Output sensor LM35 dan Ultrasonic
    BAB IV
    PENUTUP
    1. Kesimpulan
    Berdasarkan hasil penelitian dan analisis maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :Alat yang dibuat dapat mendeteksi level air dan suhu dalam bejana terukur serta bentuknya pasti ( bejana rata). Dapat mengamati dan menganalisis data yang ditunjukkan dalam pengukuran level air dengan menggunakan takaran 1 liter. Dan Terealisasinya deteksi level air dan suhu  dengan sistem display di PC atau laptop.


    DAFTAR PUSTAKA
    Deddy Rusmady. 1989. Mengenal Teknik Digital. Bandung : Penerbit Sinar Baru.
    Gatot Soedartono. 2001. Teknik Digital. Surabaya : Penerbit Usaha Nasional
    M. Barmawi. 1996. Prinsip-prinsip Elektronika. Jakarta : Penerbit Erlangga.
    Warsito. S. 1994. Vademekum Elektronika. Jakarta : Penerbit Gramedia.